banner 728x250

Akibat Ekonomi Global Memburuk Pengusaha Furnitur Pusing

Kondisi Ekonomi Global Memburuk, Pengusaha Furnitur Pusing

Trendingpublik.Com, Bisnis – Melemahnya situasi ekonomi global membuat para pelaku usaha industri mebel kena getahnya. Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) melaporkan pada semester I tahun 2022 mengalami pelambatan ekspor.

“Tentu dampak pelemahan itu banyak modusnya. Ada yang menunda order, pembatalan order bahkan ada yang minta penurunan harga,” kata Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur, Kamis (27/10/22).

Padahal, imbuh dia, meski ada pandemi Covid-19, industri mebel nasional di tahun 2021 masih mampu bertahan bahkan cetak pertumbuhan yang cemerlang.

“Ekspor tahun 2021 tumbuh 27,23%. Ini merupakan pertumbuhan tertinggi selama 10 tahun terakhir,” kata dia.

Bahkan, lanjut Abdul Sobur, ekspor tahun 2021 seharusnya masih bisa melampaui angka itu seandainya kelangkaan kontainer dan space cargo kapal pada saat itu bisa teratasi segera.

Kini, ujarnya, ekspor furnitur mulai melambat.

“Masuk 3 bulan pertama tahun 2022, secara kumulatif ekspor mebel dan kerajinan tumbuh 15,87%. Namun memasuki 3 bulan berikutnya, pertumbuhan ekspor terus mengalami pelemahan,” kata Abdul Sobur.

“Periode Januari-Juni 2022, secara kumulatif ekspor hanya mampu tumbuh 9,83%,” tambahnya.

Ekspor yang terus melemah, kata dia, akan berkorelasi menjadikan aktifitas produksi terus menurun.

Akibatnya, ujar dia, efisiensi karyawan bukan tak mungkin telah dilakukan.

“Tentunya ada sejumlah perusahaan yang terpaksa merumahkan (karyawan). Namun di industri ini kan banyak pegawai yang sifatnya sourching subkontrak. Jadi tidak terlalu kelihatan seperti pabrikan sepatu, garmen, dan tekstil atau industri padat karya lainnya,” kata Abdul Sobur.

Untuk mengimbangi pelemahan pasar tradisional yaitu AS dan Eropa yang belum pasti hingga kapan berlangsung, kata Abdul Sobur, diperlukan upaya strategis. Sehingga, ekspor tetap tumbuh.

“Dengan melakukan penetrasi ke pasar non-tradisional dalam hal ini pasar emerging countries seperti India, Afrika, dan Timur Tengah, dan negara-negara asia lainnya,” pungkas Abdul Sobur. (rdks-TP)

Sumber:CNBC