Boroko– Suzuki menjalani musim yang istimewa di 2016. Satu kemenangan yang diraih jadi modal untuk bertarung di musim ini. Bagaimana strategi mereka?
Mengandalkan Maverick Vinales dan Aleix Espargaro, Suzuki menuntaskan musim di posisi empat klasemen akhir 2016. Maverick Vinales jadi bintang pabrikan asal Jepang itu dengan empat kali naik podium. Termasuk saat jadi juara di MotoGP Inggris.
Itu jadi hasil yang terbilang oke mengingat mereka baru dua musim sebelumnya melakukan comeback di MotoGP. Apalagi Suzuki masih dinilai masih kalah besar dari saudara Jepangnya: Honda dan Yamaha.
Setelah satu kemenangan di 2016, apa strategi Suzuki untuk bertarung dengan Honda dan Yamaha di 2017?
“Kita memiliki pabrik yang lebih kecil dan memiliki sumber yang terbatas dibandingkan pabrikan yang lain, tetapi kita memilki para pekerja yang pintar! Itulah salah satu kelebihan kami,” ujar Manajer Tim Suzuki, Davide Brivio.
“Tetapi anda juga harus kreatif. Dan contohnya dapat terlihat ketika kami memilih Maverick: setelah hanya satu tahun di Moto2, banyak orang yang berkata bahwa itu terlalu cepat untuk dirinya, dan itu adalah kesalahan besar yang kami lakukan,” lanjutnya dikutip dari Crash.
Suzuki memang membuat kejutan saat mengontrak Vinales untuk mengarungi musim 2015. Pebalap muda Spanyol itu baru menjalani satu musim di Moto2 dan cuma bisa menuntaskan kompetisi di urutan tiga.
Namun Suzuki jeli melihat potensi yang dipunya Vinales. Dia dianggap menjadi salah satu pebalap muda terbaik Spanyol saat ini, hingga akhirnya diboyong Yamaha untuk 2017.
“Tantangan lainnya yang saya pikir telah berhasil adalah mendatangkan Aleix, yang hanya bekerja untuk tim tertentu, tetapi juga siap untuk bergabung dengan tim pabrikan. Kami memberikannya tanggung jawab yang belum pernah ia miliki sebelumnya dan yang terpenting ia senang dengan pekerjaan yang ia lakukan. Jadi kami harus mencoba untuk berbeda dari saingan kami,” terang dia lagi.
Setelah ditinggal Vinales, Suzuki mengulang proyek dan melakukan hal kreatif lainnya dengan mendatangkan Iannone untuk memimpin tim. Rider Italia itu akan berpartner dengan pebalap muda, Alex Rins. Rins digadang-gadang bakal jadi bintang masa depan dan bisa menjadi pengganti Vinales.
“Sama saja dengan Alex, mendatangkan dirinya juga adalah langkah yang kreatif. Saya pikir sangat menarik untuk mempercayakan pengendara muda yang berpotensi menjadi pengendara yang hebat dan mengembangkan mereka. Mungkin kita akan memiliki tahun yang sulit sekarang, tetapi jika kita dapat bekerja dengan baik dan dapat mendapatkan pengendara yang hebat kita bisa mendapatkan pengendara yang hebat untuk beberapa tahun kedepan. Ini adalah tantangan. Anda dituntut untuk lebih kreatif dalam masalah ini.
“Kreatif berarti melakukan sesuatu yang baru yang belum pernah kita lakukan,” tuntasnya.
Sumber : detikSport