banner 728x250

Sejumlah Skandal Mark Zuckerberg Membangun Facebook

Sejumlah Skandal Mark Zuckerberg Membangun Facebook
Advertisements

Trendingpublik.com, TEKNO – Mark Zuckerberg salah satu orang terkenal di dunia yang merupakan CEO Facebook.Mark Zuckerberg merupakan tokoh teknologi paling berpengaruh di dunia dan salah satu pemuda yang mempunyai kekayaan dengan triliyunan rupiah versi Forbes . Namun kesuksesannya dibayangi sejumlah skandal.

Tentunya kita ingin mengetahui Kisah hidup Zuckerberg,yang ternyata diwarnai sejumlah noda hitam. Dilansir dari detikINET dari berbagai sumber, Minggu (31/1/2021) ada sejumlah skandal dalam perjalanan Mark Zuckerberg membangun Facebook. Inilah beberapa kisahnya yang paling menghebohkan :

1. Mark Zuckerberg ‘mencuri’ Facebook

Skandal paling besar dari seorang Mark Zuckerberg adalah soal kelahiran Facebook itu sendiri. Facebook tidak lepas dari perseteruan Zuckerberg dengan si kembar Tyler dan Cameron Winklevoss. Mereka semua dulunya adalah para mahasiswa Harvard.

Kisah nyata perseteruan ini sampai jadi buku berjudul The Accidental Billionaires pada tahun 2009 dan juga akhirnya difilmkan dengan judul The Social Network pada tahun 2010. Inti dari film ini dan juga berbagai pemberitaan yang mengikutinya adalah, si kembar Winklevoss mengklaim Zuckerberg mencuri ide mereka.

Berdasarkan cerita mereka, awalnya keduanya meminta Zuckerberg menyelesaikan kode software untuk situs jejaring sosial ciptaan mereka, ConnectU. Bukannya memenuhi permintaan mereka, Mark Zuckerberg malah mencuri kode dan ide mereka, kemudian meluncurkan Facebook pada Februari 2004.

Tuduhan ini berlanjut dengan gugatan hukum ke pengadilan. Winklevoss bersaudara lalu menandatangani kesepakatan dengan Facebook, yang menyatakan mereka berhak mendapatkan uang tunai USD 20 juta dan mendapat bagian saham USD 45 juta atau USD 36 per saham.

Namun kemudian, si kembar menuduh Facebook telah menyesatkan mereka melalui kesepakatan ini. Itulah sebabnya, melalui pengadilan banding mereka kembali menuntut. Menurut keduanya, mereka berhak mendapat bagian yang lebih besar.

Tuduhan ini sampai ke tingkat banding. Pada akhirnya Winklevoss bersaudara memutuskan untuk mengakhiri perseteruan melawan Facebook dan Zuck pada Juni 2011. Mereka menyetujui pembayaran di muka dari Facebook senilai USD 65 juta.

Winklevoss bersaudara kini dikenal sebagai raja Bitcoin. Bitcoin yang dimiliki si kembar Winklevoss diyakini sudah menembus angka USD 1 miliar. Zuckerberg juga menjadi salah satu orang terkaya di dunia berkat Facebook. Tampaknya kedua pihak tetap sukses dengan jalan masing-masing, namun hal itu menyisakan noda hitam dalam karir Mark Zuckerberg.

2. Sisi kelam Mark Zuckerberg mencaplok WhatsApp

Pada waktu WhatsApp dibeli Facebook di tahun 2014 senilai sekitar USD 19 miliar, ada kisah lain yang mencoreng wajah Mark Zuckerberg. Ada perseteruan dengan pendiri WhatsApp yaitu Brian Acton dan Jan Koum.

Awalnya hubungan Acton, Koum dan Zuckerberg sangat harmonis. Acton dan Koum mengembangkan WhatsApp menjadi begitu luar biasa. Namun lalu muncul keserakahan Zuckerberg.

Facebook menargetkan WhatsApp untung besar tapi dengan memanfaatkan penggunanya. Hal ini ditentang Acton. Dulu, WhatsApp punya model monetisasi di mana user membayar USD 1 untuk memakai layanan tiap tahun, tapi bagi Facebook sepertinya uang yang dihasilkan belum cukup.

“Motif untuk profit kapitalis atau menjawab Wall Street, itulah yang mendorong invasi data pribadi dan banyak muncul hal negatif yang tidak kita senangi,” kata Acton.

Acton mengaku kecewa karena perusahaan semacam Facebook menurutnya mengorbankan privasi user demi mendulang untung. Brian Acton dan Jan Koum lalu keluar dari Facebook tahun 2017.

Brian Acton lantas mengembangkan Signal sementara Jan Koum menjadi pemborong beberapa properti dan mobil supermewah. Belakangan, kekhawatiran Acton dan Koum terbukti. Kebijakan privasi baru WhatsApp menjadi blunder. Pengguna ramai-ramai hijrah ke Telegram dan Signal. Acton pasti tersenyum lebar sekarang.

3. Skandal Cambridge Analytica

Mark Zuckerberg rupanya ikut bermain politik, hasilnya adalah skandal Cambridge Analytica.yang menghebohkan dunia. Cambridge Analytica adalah nama firma konsultan Inggris yang mengambil data 87 juta pengguna Facebook tanpa persetujuan mereka.

Data ini digunakan untuk kebutuhan iklan politik dan membantu kampanye Donald Trump untuk memenangkan kursi Presiden AS. Skandal ini diungkap The Guardian dan The New York Times tahun 2018.

Akibatnya, Mark Zuckerberg dipanggil oleh Kongres AS dan ditanyai oleh para anggota DPR dan senator. Setelah bolak-balik ditanyai, akhirnya Facebook didenda USD 5 miliar (Rp 70,2 triliun) ke Federal Trade Commission karena pelanggaran privasi pada Juli 2019. Kemudian pada Oktober 2019, Facebook juga membayar denda 500.000 Poundsterling (Rp 9,6 miliar) ke Kantor Kominfo Inggris.

Skandal ini melahirkan gerakan #DeleteFacebook. Sementara Cambridge Analytica nasibnya berakhir dengan kebangkrutan pada Mei 2018. Setelah itu pun, Zuckerberg masih tetap dikritik karena membiarkan Facebook menjadi tempat untuk ujaran kebencian politik dan penyebaran hoax.

Zuckerberg mulai bersih-bersih Facebook dari ujaran kebencian dan hoax setelah Pilpres AS 2020, itu pun masih dinilai belum optimal. Namun sudah ada mekanisme blokir postingan terkait ujaran kebencian dan hoax. Ini lebih baik dari tidak sama sekali.

(rdks)