Trendingpublik.Com – Perang yang dilancarkan Rusia pada Ukraina membuat mata negara-negara di dunia tertuju pada maneuver Rusia yang menyerang Ukraina yang merupakan tetangganya, hal inipun membuat beberapa negara mengecamnya. Takh hanya dari Dunia Barat, kecaman juga datang dari wilayah Asia.
Kremlin sendiri sejauh ini telah membuat daftar negara-negara yang dianggap ‘tidak bersahabat’ dengan Moskow. Khusus negara Asia, mereka yang masuk daftar “musuh” antara lain Jepang, Korea Selatan (Korsel), Taiwan, dan Singapura.
Inilah alasan mengapa negara-negara tersebut cenderung berseberangan dengan Negeri Beruang Merah.
Taiwan
Taiwan, diketahui juga menjatuhkan sanksi ke Rusia. Karena, serangan Kremlin dikhawatirkan bisa terjadi pula ke pulau itu, yang sedang bermasalah dengan China.
Jepang
Jepang, mengutip npr, menjadi salah satu negara Asia pertama yang mengecam serangan Rusia ke Ukraina. Bahkan memperkenalkan sanksi internasional ke Moskow.
Hingga Juli, sanksi masih terus diberikan Jepang. Terdapat 57 individu dan enam entitas yang dekat dengan Federasi Rusia terkena dampak,
Sanksi itu berupa pembatasan pembayaran, pembatasan transaksi modal hingga larangan ekspor. Mengutip sanctionews, penyediaan jasa perwalian, jasa akuntansi dan audit serta jasa konsultasi manajemen juga tidak diperbolehkan kecuali telah memperoleh izin dari pemerintah Jepang.
Singapura
Singapura menjadi negara Asia Tenggara pertama yang mengecam serangan Rusia ke Ukraina. Pemerintah merilis sebuah pernyataan yang mengatakan “mengutuk keras setiap invasi tanpa alasan ke negara berdaulat dengan dalih apa pun”.
Adapun, hal serupa terakhir dilakukan negeri itu 40 tahun lalu, yakni saat Vietnam menyerang Kamboja.
Korsel
Sama seperti Jepang, Korsel juga mengecam serangan Rusia ke Ukraina. Negeri itu juga memberi sanksi ke Rusia.
Di awal perang, Seoul memutuskan melarang ekspor bahan strategis ke Moskow. Negeri itu juga bergabung dengan langkah sejumlah negara Barat untuk mengecualikan Rusia dari jaringan pembayaran global SWIFT.
Korsel juga diketahui ikut meningkatkan dukungan kemanusiaan untuk Ukraina. Itu termasuk penyediaan setelan militer dan kontribusi dalam bentuk barang lainnya dan perluasan bantuan pembangunan resmi yang dialokasikan untuk Ukraina.
Meski keduanya tidak memiliki hubungan diplomatik formal, tetapi para pemimpin Taiwan memuji Ukraina. Bahkan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah menyumbangkan satu bulan gajinya untuk upaya bantuan di Ukraina. (rdksTP)