Trendingpublik.Com, Internasional – Puluhan ribu warga Rusia yang dimobilisasi pemerintah untuk dinas militer di Ukraina telah dipulangkan setelah dianggap tidak layak bertugas, hal itu membuat kemunduran terbaru bagi wajib militer 300.000 prajurit oleh Presiden Vladimir Putin.
Dilansir dari Aljazeera (3/10/22) Mikhail Degtyarev, gubernur wilayah Khabarovsk di timur jauh rusia, mengatakan beberapa ribu pria yang ingin masuk wajib militer telah melapor untuk mendaftar dalam 10 hari tetapi banyak yang tidak memenuhi syarat.
“Sekitar setengah dari mereka kami kembalikan ke rumah karena mereka tidak memenuhi kriteria seleksi untuk memasuki dinas militer,” kata Degtyarev dalam sebuah postingan video lewat aplikasi media sosial perpesanan Telegram.
Degtarev mengatakan komisaris militer di wilayah Khabarovsk Rusia telah dicopot, tetapi pemecatanya tidak akan mempengaruhi mobilisasi.
Seruan senjata pertama Rusia sejak Perang Dunia II, diumumkan pada 21 September, menyebapkan ketidakpuasan yang meluas dan mendorong ribuan oran melarikan diri ke luar negeri.
Langkah itu disebut sebagai mendaftarkan mereka yang memiliki pengalaman militer.
Sementara itu, kritik perang Putin di Ukraina telah berkembang di dalam negeri.
Sekitar 2.000 orang ditangkap dalam protes anti-perang di lebih 30 kota besar dan kecil, dengan outlet berita independen mengatakan beberapa yang ditahan mendapat panggilan untuk melapor di kantor pendaftaran militer.
Para pejabat Rusia yang biasanya mendukung presiden juga mengungkapkan kemarahan atas langkah mobilisasi tersebut, dalam sebuah untuk rasa yang jarang terjadi.
Diantara mereka,Valentina Matviyenko, ketua majelis tinggi Rusia, Dewan Federasi, mengatakan kesalahan yang dibuat dalam mengirimkan surat panggilan “sama sekali tidak dapat diterima”.
Militer Rusia tampak semakin kacau pada hari Senin karena mengalami kemunduran yang menyegat di pusat rel strategis Lyman, di wilayah Donesk. (rdks-TP)