Trendingpublik.com, INTERNASIONAL – Tindak kekerasan kembali terjadi terhadap seorang wanita berusia 72 tahun, Wanita yang bernama Xiao Zhen Xie keturunan China tersebut mendapat serangan dari seorang laki-laki berkulit putih saat berada di lampu merah, penyerangan tersebut membuat wanita Asia tersebut mengalami luka hingga dirawat di rumah sakit San Fransisco, Amerika Serikat (AS), pada Kamis (18/3/21).
Sejak dimulainya pendemi Covid-19 tahun lalu, penyerangan terhadap orang Asia di AS mengalami peningkatan. Mengutip dari Laporan media lokal KPIX bahwa nenek tersebut mengatakan, dia sedang menunggu di lampu merah untuk menyebrang, tiba-tiba seorang pria berkulit putih memukul dengan kepalan tanganya mengenai dekat mata kiri sang nenek. Saat itu insting nenek muncul untuk membela diri.
“Dia menemukan tongkat di sekitar daerah itu untuk melawan,” kata putrid Zhen Xie, Dong-Mei Li seperti dikutip laman Al Arabiya, Dia mengatakan, ibunya tidak bisa melihat dari mata kirinya dai belum bisa makan sejak serangan itu.
Polisi San Fransisco tengah menyelidiki insiden tersebut sebagai penyerangan yang diperburuk. Informasi masih belum jalas apakah ras korban ada hubunganya dengan penyerangan itu. Dalam sebuah video yang dibagikan secara luas di media sosial, penyerang terlihat berdarah dan diborgol ke tandu saat dikelilingi oleh polisi.
Sebelumnya, di daerah tersebut seorang pria tua berusia 83 tahun juga mendapat serangan dari orang yang sama dan dirawat dirumah sakit. Beberapa jam kemudian, polisi Negara bagian Georgia sedang mencari petunjuk tentang apa yang memicu penembakan fatal terhadap delapan orang, enam di antaranya wanita Asia, dalam serangkaian serangan di kawasan Atlanta.
Terdakwa berusia 21 tahun Robert Aaron Long, yang berkulit putih, menerangkan kepada penyelidik bahwa kecanduan seks membuatnya melakukan aksi kekerasan pada Selasa (16/3) di tiga spa berbeda. Namun pihak berwenang tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa serangan itu dimotivasi, setidaknya sebagian, oleh sentiment anti-imigran atau anti-Asia, atau keluhan lainya.
Terlepas dari motif tersangka, pembunuhan tersebut menempatkan masalah kejahatan rasial anti-Asia ditengah wacana nasional. Sebuah laporan oleh Center for the Sudy of Hate and Extremism yang dirilis bulan ini menunjukkan bahwa kejahatan rasial terhadap orang Asia-Amerika di 16 kota besar AS naik 149 dari 2019 hingga 2020, periode ketika kejahatan rasial secarah keseluruhan turun 7 persen.
Para pembela hak-hak sipil mengatakan, kenaikan itu mungkin terkait dengan orang Asia dan Amerika Asia yang disalahkan atas pendemi, yang berasal dari China. Mantan Presiden Donald Trum menyebut novel coronavirus sebagai “Virus Cina”, “wabah Cina”, dan bahkan “kung flu”.