Perekonomian Amerika Diprediksi Alami “Doom Loop”

Foto: Nouriel Roubini / Profesor Ekonomi
Advertisements

Trendingpublik.Com – Kondisi perekonomian Negara Amerika Serikat (AS) nampaknya mulai menunjukkan tanda-tanda melemah. Dari sektor manufaktur misalnya, Institute for Supply Management (ISM) melaporkan kontraksi semakin dalam pada Maret.

Purchasing Managers’ Index (PMI) dilaporkan sebesar 46,3, sudah mengalami kontraksi (di bawah 50) selama 5 bulan beruntun dan berada di level terendah sejak Mei 2020. Banyak yang memprediksi Amerika Serikat akan mengalami resesi, bahkan ada yang lebih ngeri lagi.

Jeffrey Gundlach, investor veteran yang dikenal sebagai “Raja Obligasi” muncul dalam sebuah wawancara dengan CNBC International akhir Maret lalu. Dalam kesempatan tersebut, Gundlach yang pendapatnya kerap dijadikan referensi pelaku pasar memperingatkan risiko resesi yang akan dialami Amerika Serikat (AS) dalam beberapa bulan ke depan.

“Tekanan bagi perekonomian semakin besar, kita sudah membicarakan hal tersebut beberapa waktu terakhir, dan saya pikir resesi akan datang dalam beberapa bulan ke depan,” kata Gundlach dalam wawancaranya dengan CNBC International, Senin (27/3/2023).

Sang “Raja Obligasi” mengatakan inversi imbal hasil (yield) surat uang pemerintah AS (Treasury) merupakan peramal resesi yang akurat.

Gundlach pun menyebut The Fed akan bertindak dramatis dengan memangkas suku bunga beberapa kali tahun ini.

Selain itu, ia juga menyarankan investor untuk menjual saham ketika sedang terjadi kenaikan atau sell on rally, khususnya saat indeks S&P 500 menyentuh kisaran 4.200 – 4.300.

Sementara itu ekonom Nouriel Roubini memprediksi lebih parah lagi. Roubini yang dikenal sebagai “Dr. Doom” atau “Dr Kiamat” memprediksi perekonomian AS akan mengalami krisis yang besar dan memasuki yang disebut “doom loop”.

Doom loop dalam ekonomi menurut Investopedia adalah situasi di mana satu kondisi negatif perekonomian akan memicu kondisi negatif kedua yang pada akhirnya memicu kondisi negatif ketiga atau memperburuk kondisi pertama. Hal ini akan menghasilkan kontraksi ekonomi yang terus menurun dan semakin memburuk.

Dalam tulisan yang dikutip Business Insider, Roubini memprediksi perekonomian terbesar di dunia tersebut akan mengalami siklus kemerosotan akibat inflasi tinggi dan utang yang jumbo. Dua masalah tersebut masih akan terus berlanjut dan membuat resesi hingga krisis keuangan yang akan datang semakin parah.

“Resesi yang parah satu-satunya hal yang bisa meredam inflasi dan kenaikan upah, tetapi itu akan membuat krisis utang semakin parah yang pada akhirnya memicu kemerosotan ekonomi lebih dalam lagi,” kata Roubini sebagaimana dilansir Business Insider, Minggu (2/4/2023).

“Likuiditas saat ini tidak mampu meredam doom loop sistemik, jadi setiap orang harus bersiap menghadapi stagflasi dan krisis utang,” tambahnya.

Roubini melihat, Amerika Serikat akan mengalami stagflasi dan krisis utang yang merupakan kombinasi dari krisis era 1970an dan 2008, sehingga akan sangat buruk. (rdks-TP)

Exit mobile version