Boroko – Menghampiri dua pekan berlalu pada bulan April tahun 2017 merupakan moment yang paling terasa berat bagi sejumlah kalangan masyarakat yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut).
Pasalnya, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berlokasi di pusat Ibukota Boroko kekosongan pasokan hingga membuat para pengendara roda dua dan empat lumpuh.
Harga jual BBM jenis Bensin yang meroket hingga Rp 15.000/liter, Petralite Rp 20.000/liter di berbagai mini depot isi ulang membuat warga geger dengan keterbatasan aktifitas kerja.
“ Harga BBM yang dijual di depot isi ulang sudah sangat mahal, apalagi dengan stok yang rata – rata sangat langkah. Pekerjaan pun tertunda, “ ujar PNS yang bertugas di salah satu instansi pemerintah yang tempat tinggalnya di Kecamatan Bintauna.
Sementara itu, Manager SPBU Boroko Fauzy Alamri ketika dimintai tanggapan akan terbatasnya stok jual BBM yang dikelolanya menanggapi dengan hal biasa.
“ Kami selaku pengelola SPBU Boroko mengharapkan permakluman kepada para pengguna BBM. Kelangkaan BBM yang ada di SPBU Boroko disebabkan oleh putusnya jalur darat dari Propinsi Gorontalo menuju Propinsi Sulawesi Utara yang ada diwilayah Kabupaten Gorontalo Utara membuat tangki SPBU terlambat, “ tangkis Alamri kepada awak media beberapa waktu lalu.
Sementara itu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bolmut, Suphan K Hasan, S.Pdi saat dimintai tanggapannya melalui Short Message Service (SMS) mengatakan, perlu adanya peran aktif pemerintah daerah untuk melakukan langkah – langkah dalam memenuhi kebutuhan BBM yang tentunya bekerja sama dengan pihak Pertamina.
Suphan juga menambahkan perlu ada klarifikasi secara resmi dari Pemerintah Daerah oleh instansi terkait mengenai kendala yang dialami oleh SPBU, agar tidak terjadi spekulasi opini miring dari masyarakat yang ada di Bolmut dan membuat resah.”kata suphan yang juga sebagai politisi PAN
(Har)