banner 728x250

DPRD Minta Pemda Bolmut Gelar Operasi Pasar

Ilustrasi
Advertisements

trendingpublik.com BOROKO – Julukan lumbung padi tak serta merta membuat Negeri Totabuan bebas persoalan beras. Meski belakangan ini Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), jadi salah satu wilayah penghasil beras terbesar namun ternyata juga mengalami ketidakstabilan harga. Senin, (06/08/2018).

Buktinya dalam beberapa hari terakhir ini, makanan pokok masyarakat Bolmut ini kian merangkak naik drastis. Kenaikan harga ini pun membuat sejumlah warga mulai resah.

“Walaupun stok beras masih cukup tersedia, namun harga beras di pasaran sudah mencapai Rp11.000. Padahal sebelumnya hanya berkisar Rp 8.500 hingga Rp 9.000,” tandas Hartini, salah satu warga Kaidipang.

Upaya menekan kenaikan harga tersebut, Pemerintah Daerah (Pemda) Bolmut, gencar melakukan operasi pasar. “Harga beras yang menjadi ketetapan pemerintah itu adalah Rp 8.500/kg, dan Sesuai Peraturan Bupati, kalau harga di pasaran telah melewati 20% dari harga pemerintah maka wajib diadakan operasi pasar. Demi merangsang serta menstabilkan harga yang ada,” pungkas Djakaria Babay, selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan.

Lebih lanjut diakuinya, harga yang beredar di pasaran kini mencapai Rp11.000/kg dan telah melewati batas 20 persen dari harga standar pemerintah.

“Sudah beberapa hari ini kami turun ke pasar-pasar dan beras yang kami bawa dari gudang penyimpanan milik pemerintah pun langsung habis dibeli warga dengan harga Rp8.500/kg,” pungkas Babay.

Terpisah, menanggapi hal tersebut anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bolmut Ronal Bolota, berharap agar kiranya Pemda Bolmut dapat terus gencar melaksanakan operasi pasar. Alasan dia, tingginya harga beras di pasaran akan berdampak negatif terhadap masyarakat.

“Pemda Bolmut harus bertindak tegas, jika tidak masyarakat yang nantinya akan dirugikan,” tegas Ronal Bolota. (HW)